Sekantong Beras di Plafon

Sebelumnya kenalin namaku Mufti Haidar Rizqi, biasa dipanggil

dengan Rizqi. Aku disini mau menceritakan pengalaman horor sewaktu masih tinggal di Tangerang,

kebetulan dulu sekali ketika masih di Tangerang, aku ngontrak diperumahan baru.

Awal mulanya ketika aku lagi cari kontrakan dekat tempat kerja, ada seorang teman yang

menawarkan tempat ngontrak yang murah dan kondisi bangunan terawat ditambah dekat pabrik

tempatku bekerja. Tanpa pikir panjang langsung aku tanyakan mengenai detailnya.

Setelah diperiksa tempatnya ternyata memang benar sesuai yang dibilang temanku, kondisi

bangunan masih bagus tidak ada retak-retak ditembok ataupun plafon bocor mungkin karena

tergolong perumahan elit jadi kondisi bangunan sangat kokoh, ditambah ada pohon Cherry didepan

teras bikin adem disaat siang hari. Setelah proses transaksi dan sebagainya mulailah aku tinggal

disitu.


5 hari tinggal disitu sih masih adem ayem, sampai suatu hari ditempat kerja saat lagi mau pulang

temanku yang lain ada yang bertanya tentang kontrakan tempatku itu.

Teman: "Muf lu seriusan ngontrak disana?"

Saya: "Yaiyalah, lagian tempat bagus harga murah siapa yang tidak mau!"

Teman: "Nekat nih anak. Mending lu buruan pindah dari sono. Banyak rumor kaga enak di ntu area."

Saya: "Rumor apaan? Setan? dah hampir seminggu disana kaga ada apa-apa, lagian aku kebal sama

yang begituan."

Teman: "Iye setan, aku dikasih tau kenalan di kontrakan area belakang pabrik sangat angker."

Saya: "Ngibul disiang bolong lu, tidak percaya ayo mampir ke kontrakan."

Teman: "Ntu area perumahanan dulunya kan bekas kuburan orang-orang kampung sekitaran sana,

dibeli ama bos perumahan dijadiin begitu."

Saya: "Yang bener lu?"

Teman: "Umur ntu perumahan lagian sama kok kayak umur nih pabrik."

Saya: "Ya, elah gitu doank ma biasa dah kek disinetron-sinetron horor."

Semenjak obrolan singkat itu aku jadi mikir-mikir lagi sembari jalan pulang ke kontrakan, kenapa

kontrakan yang aku tempatin yang dasarnya perumahan elit, malah tempatnya ini jauh dari kata

ramai. Bahkan saat hari minggu lagi santai-santai dibawah pohon Cherry tidak ada satupun orang

yang lewat. Mulai penasaran besok paginya aku tanya ke tetangga sebelah kontrakan.

Rata-rata disini rumahnya sudah pada dimodif pagarnya tinggi-tinggi kecuali kontrakanku yang

bangunannya memang masih original, cuma sebatas rumah ditambag pagar 1 setengah meter. Aku

pencet tombol bel tetanggaku sekali, aku tunggu sekitar 10 menitan tidak ada respon. Aku pencet

lagi berkali-kali hasilnya sama aja nihil. Alhasil aku tidak jadi tanya ke tetangga.

Malamnya ada acara bagus di tv. Saat melihat jam tidak sadar sudah jam 1 malam, aku berdiri dan

berjalan ke ruang dapur mau mengambil minuman di dalam kulkas, Tapi mendadak bulu kuduk

merinding tapi saat dipegang tidak kenapa-napa. Habis itu aku ke kamar mandi lalu balik lagi, aku

sampai lupa menutup pintunya dan berhubung aku sudah duduk disingasana sang raja. Aku pikir

mungkin nanti saja sekalian jalan ke kamar tidur.

Pertengahan acara film entah darimana ada angin semliwir melewati pundak. Sontak aja aku kaget,

ruang belakang sama sekali tidak ada jendala. Pintu depan sudah tertutup dan dikunci bisa-bisanya

ada angin masuk. Yah aku pikir palingan diluar lagi banyak angin, mungkin sebentar lagi mau hujan.

Dari situ aku coba buka gorden jendela depan.

Aku lihat pohon Cherry sama sekali tidak bergerak tertiup angin dan di tambah aku masih bisa

melihat bintang-bintang yang menandakan kalo cuaca sama sekali tidak mendung. Dan disitu aku

malah teringat obrolanku sama teman kemarin, tapi berhubung aku ini sama sekali tidak takut sama

hal-hal mistis macam setan, aku berpikiran positif terus kalo itu cuma sugesti belaka.

Diakhir-akhir acara film aku melihat jam lagi dan ternyata sudah hampir jam 2, nah disini hal yang

sama sekali tidak aku harapkan namun terjadi juga. Pintu kamar mandi tiba-tiba tertutup kencang,

aku kaget langsung loncat dari kursi. Aku periksa pintunya padahal tidak ada angin atau malingpun

yang masuk ke kontrakan.

Belum beberapa lama, aku mulai mendengar suara "kresak-kresuk" dari atap plafon, aku ambil sapu

lalu memukulkan sapu ke plafon sampai suaranya hilang. Aku pikir yah mungkin itu cuma kucing

atau tikus yang lagi nongkrong. Habis itu aku tidur berhubung karena besoknya berangkat kerja jam

9 pagi yah mau gimana lagi.

Besoknya di jam yang sama aku mengalami kejadian yang sama, suara kresak-kresuk diatap plafon

masih terdengar dan kali ini tambah besar suaranya. Mungkin dari situ nyaliku mulai ciut dan tingkat

ke ketakutanku meningkat. Aku dobrak pake sapu, dan besok paginya aku periksa yang bikin suara

"kresak-kresuk" kebetulan dipojok ruangan platform sengaja bisa digeser buat jaga-jaga kalo ada

yang bocor.

Kaget nih aku disini, yang aku lihat sepanjang plafon hanya ada tulang belulang baik dari tulang

ayam, kambing sapi ada semua dan aku juga melihat ada kresek (kantong plastik) berwarna hitam.

Berhubung aku tidak mau parno-parno amat. Aku bersihkan tulang-tulang pake sapu, nah kreseknya

kan agak berat dan aku pun coba buka, ternyata isinya beras.

Entah siapa yang mengumpulkan tulang-tulang yang jelas pasti bukan manusia, oh ya tulang-tulang

yang aku temukan diatap plafon ini ternyata setelah diamati semuanya tulang-tulang yang sudah

kering jadi tidak berbau. Berhubung aku penasaran sama kresek hitam isi beras yang aku temukan

diatap plafon, aku bawa ke pabrik.

Aku tunjukan ke temen yang sempat kasih tau rumor setan ke aku.

Saya: "Eh, nih dari kemarin aku mengalami kejadian-kejadian aneh. Kebetulan aku bawa barang

bagus yang aku temukan dari atap plafon."

Teman: ngebuka kreseknya "Eh, ini beras kenapa lu bawa kemari!"

Saya: "Memang kenapa, daripada langsung aku buang mending aku tunjukin ke lu dulu."

Teman: "Lu tau tidak kalo ada keresek beras diatap rumah tandanya apa!"

Saya: "Kagak, memang kenapa ?"

Teman: "Itu sesajen, malah diambil. Bisa digangguin lu ama yang punya."

Saya: "Yaelah aku tidak takut setan!"

Teman: "Mending lu buruan cari kontrakan baru, daripada kenapa-napa lu."

1 minggu berlalu semenjak obrolan tentang beras sama temenku dan kejadian-kejadian aneh masih

sering terjadi. Suatu pagi aku terbangun dengan badanku masih berat sekali, bukan karena sakit tapi

lebih seperti mirip ditindih orang yang badannya lebih besar dariku. Sudah aku periksa ke dokter

katanya persendianku normal-normal aja, trus aku ke tukang pijat hasilnya nihil.

Alhasil aku cerita ke teman apa yang lagi aku rasakan dan dia langsung bawa aku ke sebuah tempat

paranormal, bukan lebih tepatnya seperti tempat buat rukyah. Aku langung dirukyah, disuruh dengar

bacaan-bacaan Al-Quran dan alhasil aku jadi muntah-muntah, aneh kan. Setelah konsultasi beberapa

saat, kata paranormal tersebut.

Paranormal: "Kamu ngusik mereka ya?"

Saya: "Ngusik gimana pak?"

Paranormal: "Ngeganggu, memindahkan sesuatu yang harusnya tidak dipindahkan."

Saya: teringat tentang beras, "Eh iya pak."

Lalu aku jelaskan semua kejadian yang aku alami ke paranomral itu. Setelah itu aku dikasih tau sama

paranormal tentang benda-benda yang ditemukan itu. Beras-beras itu tadinya memang buat sesajen,

biasanya digantung dirangka atap rumah tujuannya buat minta ijin sama penunggu tanahnya. Terus

tulang-tulang kering yang sudah aku buang, katanya itu makanan setan.

Setelah dijelaskan begitu, yah mau tidak mau aku memilih pindah dari kontrakan itu. Ini kisah nyata

dan dialami oleh sendiri bukan fiktif belaka.

Cerita dikirim oleh : Mufti Haidar Rizqi