Kisah Nyata Misteri Pocong Yang Aneh

Hai perkenalkan namaku Chornelia Kusuma Dewi. Aku seorang anak yang ceria tetapi pemalu. Aku ingin bercerita pengalaman seramku yang berjudul pocong aneh.
Sekedar informasi, ayahku bekerja di sebuah kantor dan hanya 1 minggu sekali pulang, namun ibuku adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat hebat.
Oke kita langsung simak ceritanya ya…
Saat aku berusia kurang lebih 7 tahun, salah satu anak dari budheku terserang penyakit DBD dan harus menginap di RSUD Jombang tempatku tinggal.
Karena ayahnya yang bekerja di surabaya jadi budheku lah yang harus menemaninya di rumah sakit, oleh karena itu anak yang satunya lagi dititipkan di rumah ibuku, namanya Wulan.
Seperti biasa, di sekitar rumahku sangat terlihat gelap dan sepi saat lewat pukul 20.00 malam.
Hal ini sudah biasa karena sebelah selatan tepatnya di depan rumahku ada kebun bambu yang kata orang sangat angker. Selain itu di sebelah Barat ada rumah kosong yang sudah bertahun-tahun tak berpenghuni.
Saat pukul 21.00 aku masih bermain dengan kak Wulan hingga tak terasa malam sudah larut dan akhirnya kami tertidur di ruang tamu.


Aku tiba-tiba terbangun dan melihat ke arah jendela ruang tamu yang lumayan besar dengan korden yang belum tertutup.
Aku bingung.. “Apa ibu lupa menutupnya ya?”. Kataku sembari bangun dan berjalan menuju korden dan ingin menutupnya.
Tiba-tiba, aku melihat seperti karung putih yang tinggi, aku penasaran dan ingin melihatnya, tapi aku takut keluar sendirian, “nanti aku di culik bagaimana?”.
Akhirnya aku tidak menghiraukannya dan langsung menutup korden, dan saat aku kembali, aku melihat ibuku juga terbangun dan pergi ke kamar mandi untuk BAK.
Melihat ibuku menuju kamar mandi, Aku pun segera ikut dengannya karena aku juga juga kebelet.
Tiba-tiba saja aku melihat ke arah ventilasi kamar mandi ada karung yang tadi aku lihat di depan.
Aku terus melihatnya. Oh Tuhan… dia menoleh kearahku.
Aku sangat takut, Dia seram sekali, dengan mata yang di penuhi warna merah.
Kulit yang mengelupas dan ada banyak semut di wajahnya. Aku sangat jijik melihatnya.

Melihat aku yang ketakutan dan terdiam terpaku, tanpa bertanya ibuku segera mengambil Al-Qur’an yang biasa di simpan di atas meja yang tidak jauh dari kamar mandi.
Segera ibuku membacakannya dengan keras didepanku. Syukurlah, aku langsung tersadar dan kejadian itu tidak berlarut-larut.