Awalnya aku hanya bingung dengan yang di
sebut “Pemberian” dari Tuhan, dari kecil aku sudah dapat melihat mereka
yang kalian sebut dengan hantu. Hingga aku besar, aku terbiasa melihat
mereka, mendengar mereka, bahkan katanya sewaktu aku kecil aku mempunyai
teman yang bernama jimmy. Hingga umurku yang sekarang sudah 20 tahun,
aku masih melihat mereka, merasakan mereka, dan juga mendengar mereka.
Namaku
Adii, Adii wijaya laki laki berumur 20 tahun dan aku tinggal di Medan.
Karena tuntutan dari pekerjaan orang tua aku selalu berpindah dari satu
tempat ke tempat lain, tapi sekarang aku menetap di Medan. Pada malam
itu keluargaku merencanakan untuk berpindah rumah, dan akupun setuju
karena sudah tidak betah dengan keadaan rumahku yang sebelumnya.
Aku
kira dengan berpindah rumah, maka “mereka” akan tetap di rumah lamaku,
tapi kenyataan tidak. Pagi itu aku dan keluarga sudah menemukan rumah
baru kami di perumahan
Asam Kumbang, Medan. Setelah itu kami pun mengurus berkas rumah dan
sebagainya. Di sinilah kejadian ini bermula, karena aku ada urusan pada
saat itu aku memutuskan untuk hanya membantu mengangkat barang dari
rumah lama dan langsung pergi tanpa masuk kedalam rumah terlebih dahulu.
Hari
esoknya aku datang kerumah untuk bersih bersih, dan begitu aku sampai
aku langsung di sambut dengan dia yang tinggi besar di depan rumahku,
dan dia berkata “apa lihat-lihat” karena aku geram dan kesal, aku
ludahin saja. Sambil berkata “jangan sombong” lalu aku mengambil barang
bawaanku masuk, dan tibanya saat masuk, aku mengira bahwa hanya ada 1
makhluk saja, tapi aku salah.
Aku
masuk ke kamarku, kamarku dengan WC tergabung dalam kamar yang lumayan
luas beserta jendela kaca besar yang setengah badan. Jadi kebayang kan
kalau melihat keluar, pasti kelihatan jelas. Setelah aku beres-beres di
kamarku, pintuku terbuka dan aku melihat ada anak hitam lari. Karena aku
sudah tahu aku bilang saja “jangan lari-lari nanti jatuh”.
Dan
tetap saja yang pastinya anak kecil tersebut tidak mau mendengarkan dan
selalu saja lari ke sana ke sini. Setelah itu aku memutuskan untuk
menginap di rumah ini. Satu hari dan dua hari semuanya sama saja, anak
kecil yang berlari dan dia yang besar di luar sana. Setelah malam, jam
01.14 WIB aku mendengar ada yang mengetuk pintuku, aku sudah paham betul
kelakuan anak kecil jam segini. Aku mengecek ponsel dan ternyata jam
01.14 WIB. Setelah itu aku bilang “dik sudah dong mainnya, aku capek,
mau tidur” setelah itu dia berlari entah kemana. Akhirnya aku bisa tidur
enak pikirku.
Tak lama setelah itu, ada yang kembali
mengetuk, tapi kali ini bukan pintu, melainkan jendela, iya jendela yang
sangat besar, karena baru 3 hari tinggal di rumah ini, kami belum
sempat membeli kain penutup jendela. Jadi tempat tidurku itu disamping
jendela. Setelah ada yang mengetuk aku kembali bilang sambil mata
tertutup “dik berisik sudah malam, sana main di tetangga saja, banyak
teman juga kan di sana”. Tapi dia tidak berhenti. Karena begitu capek
aku tidak mempedulikannya, dan tidak membuka mata. Setelah mengetuk agak
lama, dia pun berkata “tolong” dengan suara tangisan merdunya. “Waduh,
mampus, siapa lagi, aduh” dalam hatiku.
“Tolong saya, tolong”.
“Sudah malam mbak, lontong gak ada yang jual”.
“Tolong”.
“Sudah malam mbak, lontong gak ada yang jual”.
“Tolong”.
Dia
mengetuk dengan sangat kuat. Karena reflek aku membuka mataku dan benar
saja, dia di balik jendela, dengan badan yang pucat, kulit seperti
warna semen, rambut panjang, sangat panjang menutupi wajahnya. Karena
kaget aku bilang “asu tenan koe mbak, bikin kaget saja”.
Dia
pun tertawa dan menembus jendela kamarku dan dia sekarang sudah di
kamarku. Aku pun panik, dan aku kembali menanyakan ” kamu siapa? Ngapain
ganggu, sana sana pergi”. Dia hanya diam dan pelan-pelan datang
menghampiri. Aku diam, dan dia seperti menunjukkan memori masa lalu dia.
Jadi dulu dia merupakan wanita yang berumur 32 tahun tapi belum
menikah, sebelum rumah ini di bangun, dia sudah ada disini dan dia punya
rumah, setelah itu dia bunuh diri dengan cara gantung diri karena pria
yang sudah bertunangan dengannya di kabarkan sudah menghamili wanita
lain.
Setelah itu aku melihat
bayangan bahwa dia tinggal di pohon belakang dekat dengan kamar mandi
belakang, pohon itu tidak terlalu besar, layaknya pohon remaja lainnya.
Tapi ternyata sudah di tebang oleh ayahku karena mengganggu kolam ikan
di belakang. Dia pun menanyakan akan tinggal dimana karena dia sudah
lama duluan tinggal di sini. Ya karena aku gak mau ribet, aku bilang
saja tinggal di kamar mandiku, asal kalau aku mandi jangan ngintip dan
harus pergi dulu. Dan dia pun menyetujuinya.
Lamban
laun, hari demi hari, mereka yang tinggal di rumah lamaku kembali
mengikutiku dan mereka menetap. Aku mengiyakan asalkan tidak mengganggu.
Tapi, ternyata setelah beberapa hari aku tinggal di rumah ini, masih
banyak misteri disini. Pantas saja harga di rumah ini murah-murah semua.
Sudah gitu sepi banget kayak kuburan. Atau jangan-jangan dulunya ini
kuburan? Sampai cerita ini aku tulis kan di baca oleh banyak orang.
Mereka tetap di rumahku, dan mbak yang bunuh diri masih di kamar mandiku
dengan nyanyiannya yang merdu dan menginginkan 1 anak, hanya 1 anak.
Apakah anda berminat?
0 komentar:
Posting Komentar