Halo semua pembaca setia
pengalamanseram.com, perkenalkan aku Puput dari Jakarta. Kali ini aku
ingin berbagi pengalamanku tentang cerita rumah dinas ayahku.
Let’s check it out…
Aku
anak terakhir dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan. Ayahku seorang
TNI AD dan ibuku seorang ibu rumah tangga yang luar biasa hebatnya.
Pada
tahun 1997, saat usiaku 5 tahun, ayahku mengajukan pindah tugas dari
Bogor ke daerah Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan permintaan kakek dan
nenek dari ibuku yang menginginkan ada anak serta menantu yang tinggal
dekat dengan beliau.
Namun kakak tertuaku tetap tinggal di Bogor (di rumah tanteku) karena sudah kelas 3 SMA, tanggung kalau mencari sekolah baru.
Kepindahan
pun berjalan lancar, meski dengan berat hati harus pindah dari kota
besar ke kota yang lebih kecil, dari rumah dinas yang besar ke rumah
dinas yang lebih kecil.
Rumah dinas yang saat ini kutempati terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur dan ruang tamu.
Di
depan rumah ku berjarak sekitar 0,5km terdapat rumah dinas yang
halamannya ditumbuhi 2 pohon sukun yang sangat besar (ditempati anak
buah ayahku).
Belakang rumah terdapat kolam ikan dan
sumur tua, samping kanan rumah terdapat rumah dinas yang ditempati oleh
Babinsa (Bintara Pembina Desa). Rumahnya sering kosong karena beliau
sering pulang ke rumah orangtuanya di luar kota.
Lalu
samping kiri rumahku terdapat halaman dan lapangan latihan TNI yang
dibangun dijaman Belanda. Terlihat dari tembok kokoh sisa-sisa
penjajahan yang memisahkan halaman rumah dan lapangan.
Setiap
sore ramai digunakan oleh club-club sepak bola untuk latihan serta jika
ada event persami atau jambore sering digunakan untuk perkemahan
tersebut.
Awal mula kejadian saat
usiaku 12 tahun, kakak keduaku sudah kuliah di luar kota, kakak ketigaku
pun melanjutkan SMA di kota yang sama dengan kakak keduaku.
Sedangkan
ayah ibuku pun sering pergi ke luar kota untuk kepentingan dinas
ayahku, tinggalah aku yang sering menghabiskan waktu sendirian di rumah.
Teman-teman
sekolah memang sering menanyakan tentang rumahku yang terlihat angker
bersebelahan dengan lapangan peninggalan belanda, semua itu aku jawab
saja dengan senyuman.
Malam itu, aku
dan ayahku bersiap untuk sholat maghrib berjamaah di kamar ayah ibu
(kebetulan ibuku sedang berhalangan dan posisi sedang menonton berita di
ruang tv).
Di kamar ayah ibu
terdapat jendela yang langsung menghadap ke arah meja makan. Sembari
menunggu ayahku menggunakan sarung dan peci.
Aku
bermain-main dengan mukena yang aku gunakan dan saat melihat ke arah
jendela itu lah aku melihat makhuk cantik berbaju putih berambut panjang
bertatapan denganku sembari tersenyum manis.
Aku
tidak bisa bergerak dan hanya bisa membalas senyumnya seperti orang
bo*oh. Sesadarnya aku saat mendengar suara ayahku mengucapkan “aamiin”
diujung surat alfatihah.
Aku pun
langsung bergegas memulai sholat. Selesai sholat langsung aku
menceritakan semuanya ke ibu dan ayah. Disitu ayah langsung keluar rumah
dan membacakan doa-doa keselamatan disekeliling rumah kami.
Sekian cerita pertamaku dimana awal mula
aku mengenal dunia ghaib yang ku anggap sebagai pemanasan. Tunggu
ceritaku selanjutnya bersama si cantik.
N.B : Pengalaman seram tentang cerita rumah dinas ayahku ini dikirim oleh Puput Santoso.
0 komentar:
Posting Komentar