Dini,
sekilas namanya begitu simple tetapi memberikan bahwa nama tersebut
pastilah dimiliki oleh gadis yang cantik jelita. Dini adalah gadis desa
yang sering mendapat julukan kembang desa di daerahnya. Hampir seluruh
lelaki terpesona akan kecantikannya. Sewajarnya gadis desa, kecantikan
dini bukan dihasilkan dari make up tebal-seperti gadis-gadis ibu kota.
Tetapi, kecantikannya alami sejak lahir. Perawakan dini yang luwes
membuat para lelaki berlomba-lomba ingin meminangnya dan menjadikannya
seorang istri.
Tidak seperti gadis lain yang mudah tergoda akan pangkat dan harta, Dini malah sama sekali tidak melirik pada lelaki yang membanggakan harta atau tahta. Meski iming-iming besar sudah sering Dini dengar, namun ia tak lantas menyerahkan cintanya pada lelaki kaya yang datang kepadanya. Ternyata, yang disukainya adalah lelaki sederhana yang profesinya hanyalah sebagai seorang ustad. Meski hanya seorang ustad, tetapi bagi dini lelaki yang dicintainya itu lebih mulia dibandingkan para pria yang hanya berbangga dengan hartanya.
Pak ustad di desa bukan tak tahu dini menyukainya. Hanya saja, pak ustad sengaja menyembunyikan perasaannya karena ia merasa tak pantas mendapatkan dini yang cantik jelita. Keduanya sama-sama memendam rasa hingga pada suatu ketika dini dan pak ustad dipertemukan dalam sebuah rapat yang diadakan di desanya. Rapat itu membahas acara agustusan yang rutin dilaksanakan tiap tahunnya. Di acara tersebut, pak ustad dan dini saling berpandangan satu sama lain. Ingin rasanya mereka mengutarakan apa yang dirasakan saat itu dan lagi-lagi keduanya memilih bungkam.
Sebagai
seorang perempuan, tentunya dini memiliki seorang teman dekat yang
sering diajaknya bertukar pikiran. Dinipun akhirnya berani menceritakan
apa yang dirasakannya kepada pak ustad pada teman dekatnya tersebut.
Ternyata, diam-diam teman dekatnya tersebut juga memendam rasa kepada
pak ustad dan dia tidak suka dini mencintai pak ustad. Merasa dirinya
akan memiliki saingan, maka teman dekat dini pun mengajak sekongkol para
pria yang mencintai dini. Teman dini mengatakan bahwa dini mencintai
pak ustad dan ingin menikah dengannya. Tentu saja, sebagai pria yang
merasa tertolak, mereka tidak terima dan malah merencanakan sesuatu
untuk mencelakakan dini.
Seperti biasa, dini pulang dari masjid melewati sebuah kebun kecil. Entah ada apa hari itu, suasana desa sangatlah sepi dan dini pun hanya pulang sendiri menuju ke rumah. Ketika sesampai di kebun kecil itu, ia ditemui oleh pria yang kemarin datang ke rumah untuk meminangnya. Ia mengajak dini untuk makan nasi goreng di dekat rumahnya. Tetapi, karena dini merasa tidak nyaman, ia kemudian menolaknnya. Penolakan dini ternyata membuat pria tersebut kalap. Ia kemudian menyeret dini ke kebun dan memaksa dini untuk melayani nafsu bejatnya. Setelah melakukan perbuatan yang sangat keji tersebut, pria tersebut ketakutan dan ia memutuskan untuk mencekik dini sampai meninggal dunia.
Tentu saja, berita hilangnya dini menggegerkan warga kampung. Selang beberapa hari setelah kejadian, setiap orang yang melewati kebun tersebut akan mendengar suara tangisan dan terkadang ada pula yang melihat penampakan perempuan yang sedang menangis. Karena dianggap meresahkan, akhirnya penduduk setempat memutuskan untuk memasuki kebun kecil. Alangkah terkejutnya mereka karena dini ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi mengenaskan. Sejak saat itu, meski sudah dimakamkan dengan layak, hantu mbak dini masih sering muncul kepada para pria yang dulunya menyukainya. Dan tersangka pembunuhan dini pun sangat ketakutan karena hampir setiap hari arwah dini menghantuinya demi meminta pertanggungjawaban.
Tidak seperti gadis lain yang mudah tergoda akan pangkat dan harta, Dini malah sama sekali tidak melirik pada lelaki yang membanggakan harta atau tahta. Meski iming-iming besar sudah sering Dini dengar, namun ia tak lantas menyerahkan cintanya pada lelaki kaya yang datang kepadanya. Ternyata, yang disukainya adalah lelaki sederhana yang profesinya hanyalah sebagai seorang ustad. Meski hanya seorang ustad, tetapi bagi dini lelaki yang dicintainya itu lebih mulia dibandingkan para pria yang hanya berbangga dengan hartanya.
Pak ustad di desa bukan tak tahu dini menyukainya. Hanya saja, pak ustad sengaja menyembunyikan perasaannya karena ia merasa tak pantas mendapatkan dini yang cantik jelita. Keduanya sama-sama memendam rasa hingga pada suatu ketika dini dan pak ustad dipertemukan dalam sebuah rapat yang diadakan di desanya. Rapat itu membahas acara agustusan yang rutin dilaksanakan tiap tahunnya. Di acara tersebut, pak ustad dan dini saling berpandangan satu sama lain. Ingin rasanya mereka mengutarakan apa yang dirasakan saat itu dan lagi-lagi keduanya memilih bungkam.
Seperti biasa, dini pulang dari masjid melewati sebuah kebun kecil. Entah ada apa hari itu, suasana desa sangatlah sepi dan dini pun hanya pulang sendiri menuju ke rumah. Ketika sesampai di kebun kecil itu, ia ditemui oleh pria yang kemarin datang ke rumah untuk meminangnya. Ia mengajak dini untuk makan nasi goreng di dekat rumahnya. Tetapi, karena dini merasa tidak nyaman, ia kemudian menolaknnya. Penolakan dini ternyata membuat pria tersebut kalap. Ia kemudian menyeret dini ke kebun dan memaksa dini untuk melayani nafsu bejatnya. Setelah melakukan perbuatan yang sangat keji tersebut, pria tersebut ketakutan dan ia memutuskan untuk mencekik dini sampai meninggal dunia.
Tentu saja, berita hilangnya dini menggegerkan warga kampung. Selang beberapa hari setelah kejadian, setiap orang yang melewati kebun tersebut akan mendengar suara tangisan dan terkadang ada pula yang melihat penampakan perempuan yang sedang menangis. Karena dianggap meresahkan, akhirnya penduduk setempat memutuskan untuk memasuki kebun kecil. Alangkah terkejutnya mereka karena dini ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi mengenaskan. Sejak saat itu, meski sudah dimakamkan dengan layak, hantu mbak dini masih sering muncul kepada para pria yang dulunya menyukainya. Dan tersangka pembunuhan dini pun sangat ketakutan karena hampir setiap hari arwah dini menghantuinya demi meminta pertanggungjawaban.
0 komentar:
Posting Komentar