Ibu Kost

saya mau menceritakan kisah saat masih kost waktu awal masuk kuliah. Saya kost dilokasi yang tidak terlalu jauh dari kampus. Kost saya terdiri dari tiga bangunan, bangunan pertama adalah rumah bapak kost, kemudian dibagian depan adalah rumah untuk kost putri dan dibagian belakang adalah rumah untuk kost putra, kebetulan kamar saya berada di ujung belakang kost yang dihubungkan oleh lorong menuju rumah bapak kost. Di kamar kost saya ada jendela yang menghadap lorong itu.

Kejadian ini sebenarnya dialami oleh kakak sepupu yang kebetulan sekamar dengan saya. Kakak sepupu saya ini senang sekali mengisi buku teka teki silang (TTS) sehingga terkadang dia malas keluar kamar cuma untuk sekedar mengisi buku TTS.

Hari itu sepulang kuliah kakak sepupu saya pulang kuliah agak sore, setelah mandi kemudian dia masuk kamar dan mengambil buku TTS-nya, kemudian mengisinya. Waktu itu saya menganjak dia untuk nongkrong didepan kost bersama teman-teman tapi dia menolak katanya lagi asik ngisi buku TTS. Akhirnya saya pun meninggalkannya sendiri dikamar dengan keasikannya.

Sekitar setengah jam berselang dia kemudian keluar menyusul saya yang sedang ngobrol bersama teman-teman di depan kost. Saya kemudian bertanya kepadanya “kenapa kok cepat sekali ngisi buku TTS-nya?”. Dia menjawab “aku malu sama ibu kost, tuh dia lagi nyapu bersih-bersih lorong dibelakang kamar” dan katanya lagi “ibu kost sempat menengok kekamar, kan malu dilihat kamar berantakan, jadi aku keluar”.

Seorang teman kemudian bertanya “eh kamu jangan bercanda dong, masa ibu kost bersih-sersih dilorong itu, kamu ngelindur ya?”. Kakak sepupuku jawab “ngelindur apanya benaran kok lihat saja tuh dibelakang kalau gak percaya”. Aku dan teman-teman keheranan mendengar cerita kakak sepupuku.

Kemudian salah satu temanku menyahut “terus itu siapa yang sedang nyapu halaman depan, ibu kost tuh dari kita mulai nongkrong disini sudah nyapu disana”. Kakak sepupuku terkejut mendengar penjelasan temanku dan melihat bahwa benar ibu kost ternyata sedang menyapu halaman depan. Dengan wajah pucat dia berkata lirih “terus yang dibelakang itu siapa?”. Sekian.