Hai nama aku zainal, aku akan berbagi cerita. Waktu di sekolah kami
berbincang-bincang dan temanku yang bernama rinaldi berkata “teman-teman
aku baru saja membeli playstasion”.
Dan kami menjawab “kalau begitu kami ikut bermain bolehkan”, “boleh tapi malam ini” ujar rinaldi. “okey” kami menjawab, setelah pulang kuliah aku tidur setelah bangun aku melihat jam 18.00 aku langsung bergegas mandi berpakaian lalu aku pergi.
Aku pargi ke rumah rinaldi ternyata teman-temanku sudah main. Aku pun ikut main game sepak bola liga champions dan waktu pun berlalu tak terasa. Karena aku hebat main teman ku pada pulang karena kalah jam 12.00 di dapur rinaldi gaduh bulu kudukku berdiri. Aku tetap main. Di belakang ku ada yang menyentuh “giliran dong” aku berkata “kalau kalah, kalah aja” listrik pun mati.
Aku berbicara kepada temanku “yuk kita pulang” temanku tidak berkata dan aku pun melihatnya yang ku lihat hanya baju putih di dalam kegelapan. Aku memegang tangannya dan menariknya. Sampai di jalan aku berkata “sepi ya malam ini, malam ini adalah malam apa?”.
“jum’at kliwon…” listrik menyala ternyata yang aku pegang adalah hantu. Aku lari 15 meter lagi sampai lampu pun mati lagi. Terdengar tiupan angin menghembus di telingaku “zainal… zainal…” lalu terdengar suara sepeda yang dikayuh, aku langsung berteriak “tolong, tolong”.
Sepeda itu menghampiri ku dan berkata “mau minta tolong untuk dimakan dik?”. Aku melihat orang itu kepalanya tidak ada, aku langsung pingsan dan aku bangun sudah ada di rumah aku bercerita kepada ayahku dan kini aku pun trauma.
Dan kami menjawab “kalau begitu kami ikut bermain bolehkan”, “boleh tapi malam ini” ujar rinaldi. “okey” kami menjawab, setelah pulang kuliah aku tidur setelah bangun aku melihat jam 18.00 aku langsung bergegas mandi berpakaian lalu aku pergi.
Aku pargi ke rumah rinaldi ternyata teman-temanku sudah main. Aku pun ikut main game sepak bola liga champions dan waktu pun berlalu tak terasa. Karena aku hebat main teman ku pada pulang karena kalah jam 12.00 di dapur rinaldi gaduh bulu kudukku berdiri. Aku tetap main. Di belakang ku ada yang menyentuh “giliran dong” aku berkata “kalau kalah, kalah aja” listrik pun mati.
Aku berbicara kepada temanku “yuk kita pulang” temanku tidak berkata dan aku pun melihatnya yang ku lihat hanya baju putih di dalam kegelapan. Aku memegang tangannya dan menariknya. Sampai di jalan aku berkata “sepi ya malam ini, malam ini adalah malam apa?”.
“jum’at kliwon…” listrik menyala ternyata yang aku pegang adalah hantu. Aku lari 15 meter lagi sampai lampu pun mati lagi. Terdengar tiupan angin menghembus di telingaku “zainal… zainal…” lalu terdengar suara sepeda yang dikayuh, aku langsung berteriak “tolong, tolong”.
Sepeda itu menghampiri ku dan berkata “mau minta tolong untuk dimakan dik?”. Aku melihat orang itu kepalanya tidak ada, aku langsung pingsan dan aku bangun sudah ada di rumah aku bercerita kepada ayahku dan kini aku pun trauma.
0 komentar:
Posting Komentar