Kisah Nyata Mister Kalau Bertamu Jangan Pencet Bel Pintu di Jalan Kolombo Jogja

Sudah merupakan sebuah kebiasaan rutin untuk Mbak Parmi untuk main ke rumah nenek setiap akhir pekan. Biasanya beliau datang untuk mengantarkan pesanan jajanan favorit nenek. Jajanan Mbak Parmi memang terkenal dengan kelezatannya, sehingga banyak dari beberapa penghuni rumah di komplek dosen UGM menjadi langganan jajanan yang dijajakan olehnya. Namun, sore itu Mbak Parmi datang kerumah dengan raut wajah yang sepertinya sedang dongkol. Kami menyambutnya seperti biasa.

“Mbak, jajanan pesenanku mana nih? aku lagi mau makan banyak buat nemenin nonton bola nanti malam” ujarku cepat

Mbak Parmi tampak duduk di beranda sembari mengeluarkan “tenongan” (kotak berisi jajanan pasar) miliknya. Tak lama berselang, nenek datang sembari memegang beberapa lembaran uang ditangannya. Melihat raut wajah Mbak Parmi yang sedikit muram, nenek kemudian bertanya kepadanya.

“Kenopo e nduk? kok polatan e rodok nggrundel ngono? (ada apa nak, kok raut wajahnya terlihat agak muram?)” tanya nenek kepada Mbak Parmi.

“Mboten bu, cuman tadi ada yang aneh pas nganter jajanan ke rumah bu Jojo di depan” – jawab Mbak Parmi. Nenek kemudian bertanya balik tentang keanehan tersebut.

“Tadi ketika sampai di depan rumah saya mencet bel berkali-kali tapi tidak dibukakan pintu sama bu Jojo, tapi ketika saya ketuk pintunya tak lama bu Jojo bukain pintu… kulo kan krosone di permainaken (saya kan merasa dijahilin)” – tukas Mbak Parmi kemudian.

Nenek kemudian mengernyitkan dahi dan tersenyum kecil. Ada sekilas ekspresi khas nenek yang selalu aku lihat tepat sebelum beliau memulai sebuah cerita. Cerita yang tak banyak orang tahu. Nenek, kemudian berkata kepada Mbak Parmi "Tidak apa nduk, memang Rumah bu Jojo itu angker"

Kami terdiam mendengar pernyataan Nenek tentang fakta bahwa rumah bu Jojo angker. Lalu apa hubungannya memencet bel rumah dengan keangkeran rumah tersebut? – Usut punya usut, keluarga bu Jojo sudah tinggal di rumah tersebut sejak lama. Rumah yang terletak di Jalan Colombo, tepat di depan halte kecil di seberang Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta itu memang terlihat singup tak peduli siang ataupun malam. Nenek bercerita bahwa keluarga bu Jojo sudah terbiasa dengan pengalaman mistis dan cerita seram yang terjadi di seputar rumahnya itu. Hantu-hantu yang bersemayam di kediamannya tersebut seolah sering melakukan keisengan rutin. Dan salah satu keisengan tersebut adalah membunyikan bel pintu. 

Menurut cerita, para penghuni gaib rumah angker tersebut sering sekali membunyikan bel pintu rumah berkali-kali dan ketika bu Jojo membukakan pintu, beliau tidak bisa menemukan seseorangpun di depan pintu. Hal ini terjadi berulang-ulang. Hingga akhirnya bu Jojo sadar bahwa ada sosok hantu yang iseng. Maka dari itulah, kenapa bila seseorang hendak bertamu ke rumah bu Jojo. Maka lebih baik agar mengetuk saja pintu rumahnya daripada membunyikan bel pintu rumah. Karena bu Jojo sudah jengah dan memiliki pemikiran bahwa suara bel pintu rumah itu adalah ulah dari hantu-hantu iseng di rumah tersebut.