Kisah Nyata Misteri Dia Ikut Aku

Mas bro dan mbak bray ketemu lagi nih. Untuk admin sorry ya banyak mengedit tulisanku, *hehe. Oke langsung ke cerita saja ya. Kisah nyata ini aku alami dikota Palembang pada tahun 2011 entah bulan berapa. Waktu itu sekitar jam 20.00 pacarku telepon dan minta tolong agar aku mengambilkan sesuatu dirumah temannya. Aku pun menyanggupi permintaan doi.

loading...

Dimana rumah temannya melintasi yang konon dulu adalah bekas kediaman tentara belanda dan memang masih ada satu gedung tua peninggalan zaman dulu. Tepat jam 21.00 malam aku pulang dari rumah temannya menggunakan motor. Sepanjang perjalanan setelah melewati gedung tua itu aku merasa ada yang aneh. Tapi aku tak memperdulikannya karena sudah malam takut doi ngomel-ngomel.

Setelah semua selesai dan aku datang ketempat perkumpulan kami. Tempatnya berada ditanah kosong dimana dulu tempat itu dikenal cukup angker. Saat aku turun dari motor dan berdiri tepat disamping pohon kenanga yang dikenal bunga kuburan, ada satu temanku ikut suatu perguruan ilmu-ilmu gaib gitu. Dia langsung menatap tajam kearahku disertai tiupan angin kencang dari belakangku. Aku mulai yakin pasti ada yang gak beres ini, dan dia berkata padaku.

Dia: mad, ada yang ikut ya?
Aku: iya kayaknya dari gedung tua yang disana itu.
Dia: cewek mad sekarang dia tepat dibelakang kamu.

Perlahan aku mendekati temanku dimana anak-anak yang lain langsung menjauh. Dan saat aku duduk disampingnya dia langsung kerasukan. Dengan memperagakan mengelus-elus rambut panjang dan suara tangis yang amat menyeramkan disertai hembusan-hembusan angin yang kencang, aku tahu pasti itu adalah kuntilanak. Aku sempat ngobrol panjang lebar dengan kuntilanak itu meski aku merasa bulu kudukku berdiri seperti mau lari.

Akhirnya aku tanya siapa namanya dan kenapa dia mengikuti aku. Ya jawabannya sungguh diluar akal sehatku. Namanya aku lupa dan dia berkata “kamu mirip sekali sama orang yang telah memperk*sa dan membunuhku”. Lalu aku jawab maaf ya kamu salah orang dan kamu sudah tahu tadi siapa namaku.

Sekarang kamu pulang saja dan jangan ganggu kami. Akhirnya dia keluar dan angin yang dari tadi selalu berhembus langsung berhenti. Maaf kalau gak seram karena aku bukan juru tulis, dan yang mau temanan.